Habib Munzir Al Musawa hafizahullah menceritakan : "Terjadi beberapa
waktu yang silam saat itu saya masih di Tarim, Hadramaut. Tinggal
beberapa lama di kota syihir, wilayah Mukalla disitu ada seorang wanita
tua wafat, suatu hari saya melihat jenazah diusung. Tapi ada 1 hal yang
ganjil. Apa yang ganjil? Ketika jenazahnya diusung, banyak orang yang
mengusungnya dan ratusan ekor kucing
ikut mengantarkan jenazah. Ini ganjil, saya fikir ada jenazah diikuti
ratusan ekor kucing dan baru ini saya melihatnya. Ketika saya bertanya –
tanya, kenapa ini? Mereka memuji wanita tua yang wafat itu alaiha
rahmatullah. Di masa hidupnya nafkahnya dicukupi oleh anak – anaknya,
kerjanya tiap pagi masuk ke pasar mengambil bekas kepala – kepala ikan
yang terbuang dan ditaruh di sebuah gerobak dan ia melemparnya kepada
semua kucing yang ada di jalanan. Bertahun – tahun itu terjadi sampai
setiap pagi, ratusan kucing sudah berjajar di jalanan menunggu bagian
yang diberikan dari wanita tua itu. Ketika ia wafat, ratusan ekor kucing
itu mengantarkan jenazahnya. Berhari – hari puluhan ekor kucing tidak
meninggalkan kuburnya.
Demikian hadirin – hadirat, Allah jadikan Ibrah (contoh) bahwa setiap hewan itu mempunyai perasaan terimakasih kepada yang memberinya. Bagaimana aku dan kalian yang selalu diberi oleh Allah, adakah perasaan terimakasih terlintas untuk selalu berbakti kepada Allah..."
gambar hiasan : Syeikh Usamah al-Azhari hafizahullah (ulama muda al-Azhar) menyantuni seekor kucing.
Demikian hadirin – hadirat, Allah jadikan Ibrah (contoh) bahwa setiap hewan itu mempunyai perasaan terimakasih kepada yang memberinya. Bagaimana aku dan kalian yang selalu diberi oleh Allah, adakah perasaan terimakasih terlintas untuk selalu berbakti kepada Allah..."
gambar hiasan : Syeikh Usamah al-Azhari hafizahullah (ulama muda al-Azhar) menyantuni seekor kucing.
No comments:
Post a Comment